Fajar atau Senja
Fajar,Januari
2005
Kediaman
Senja
Waktu menunjukkan pukul 5 pagi waktu
setempat.Waktunya orang-orang membuka mata kehidupan mereka melanjutkan
aktivitas seperti biasanya seperti hari yang kemarin.Orang-orang selalu
menyukai pagi,fajar.Namun,dari keindahan sang fajar mengapa masih ada diantara
sepersepuluh dari manusia bumi yang tidak menyukai pagi hari atau sang
fajar,salah satunya adalah Senja.Ia selalu membenci fajar,karena benyak hal
terburuk yang ia temukakan saat fajar mulai menyongsong.
“Nak,sarapan
dulu!”,mama mulai teriak dari kejauhan.Tepatnya dari dalam dapur.Berteriak
sekencang-kencang agar anak perawannya dapat mendengar.Orang tua mana yang tak
khawatir jikalau anak perawannya nanti pingsan karena belum sarapan.
“Iya
Ma,iya.Tapi nanti aja ya di bus”,seru Senja sambil menyambar sepotong roti yang
ada diatas meja,berteriak sekencang-kencangnya.Bukan masalah tak sopan atau
tidak pada orangtua.Tapi,masalahnya ia telat.Seperti biasanya,kemarin dan
kemarinnya lagi.Karena telat menjadikan harinya lebih berwarna,kelabu.
Senja masih berlari menyusuri
anak-anak gang tikus kota Jakarta.Kota yang merupakan rajanya gang tikus.Masih
berlari sekencang-kencangnya hingga keujung gang,barulah ia temukan jalan raya
berada.Sampai depan gang ia masih harus menunggu lagi bus yang membawanya
kekampus.Durasi dari rumah kekampus adalah 20 menit.Jam ditangannya menunjukkan
10 menit lagi kelas akan dimulai.Ia hanya pasrah.Sudah pasti ia akan telat.
Hantu pertama dihari ini telah
dimulai baginya.Telat.
“Kampus,kampus!Neng
cantik mau kamana?kampus?Hayu atuh naik keburu ditinggal akang
sopir!”,kondektur bus berasap ini mulai mengayun-ayunkan tangan.Bertanda
menyuruh naik bagi siapa saja yang ingin naik.Senjapun pasrah.Ia naik keatas
bus itu.
Bus terlihat sangat padat.Tiada hari
tanpa kepadatan ini.Melihat sekeliling bus yang sangat padat,ia melihat hanya
ada satu kursi yang kosong walaupun jauh dari jangkauannya.Ia harus bergegas
sebelum ada yang merebut kursi kosong itu.Namun,tiba-tiba...
“Hey!gue
duluan ya yang sampai sini”,dengan wajah kesal dan sebal ia memasang wajah
marah pada lelaki dihadapannya ini.
“Buktinya
gue duluan tuh yang duduk”,masih dengan wajah santai dan non ekspresi lelaki
ini menjawab omelan Senja.Sangat terlihat penampilan rapih lelaki
ini.Rapi.Senja sempat terpesona beberapa detik oleh lelaki dihadapannya
ini,namun ia ingat akan omelannya tadi.Ia mengurungkan niat terpesona pada
lelaki ini.
“Heh nyadar
dong!dimana-mana lelaki itu mengalah pada wanita.Lihat tuh!yang duduk wanita
semua!”,masih dengan nada sebal dan bertambah tinggilah nada Senja ketika
berbicara.
“Masih kuat
berdirikan?Kalau lo udah jadi nenek-nenek baru gue kasih tempat duduk”,dengan
nada santai lelaki ini menjawab omelan Senja.Ia buru-buru memakai headset yang
ia bawa,agar tak mendengar ocehan Senja lagi.
“Dasar
laki-laki egois!payah”,akhirnya Senja mengalah berdebat dengan lelaki dihadapannya.Dari
pada ia harus diturunkan secara paksa oleh kondektur.Ia lebih baik mengalah.
Hantu kedua telah ia temukan.Lelaki egois
nan cuek,ga mau kalah,namun terlihat keren.’Haduh mikirin apa sih
gue?keren?enggaklah orang cuek kaya begitu dibilang keren.Yang ada ketutup
jeleknya.Ihh’,batin Senja.
Hari membosankan nan
menyebalkan.Baru beberapa jam ia terbangun dari mimpi indahnya di malam
hari,sekarang ia telah menemukan hantunya yang kedua namun tak lazim ia temukan
dihari-hari sebelumnya.
“Neng!ayo
turun!kampuskan?udah sampai”,pak kondektur meneriaki Senja yang ada
didepan.Sebenarnya bukan meneriaki Senja.Pak kondektur juga tak tahu kalau
namanya Senja,namun mana ada anak kuliahan jam segini didalam bus selain
dirinya.
“Eh?ia
pak”,Senja pun bergegas turun.Sudah sampai.
“Telat lagi
ya Neng?”,ternyata selama ini bukan hanya mama Senja yang tahu tentang
kebiasaan buruk Senja,tapi pak kondektur bus pun hafal.Padahal bus menuju
kampus bukan hanya satu bus.Memang kebiasaan yang buruk.
“Eh?iya nih
pak.Saya duluan ya Pak.Nanti diomelin lagi sama bu dosen,hehehe”,jawab Senja
tanpa nada tak berdosa dan menggaruk kepala yang tak gatal.Malu sekali
rasanya.Tapi,kalau tak bisa jaga image bukan Senja namanya.Ia tetap
enjoy.Konsep pasrahlah yang membuat ia tetap enjoy.Menerima apa adanya.
Senja mulai menyusuri jalan menuju
kelas.Tapi?hey lihatlah dari kejauhan.Ternyata lelaki menyebalkan itu juga
turun di kampus yang sama seperti Senja.Berarti?mereke satu kampus.Oh May
God.’Mengapa ini bisa terjadi?’.
Senja,Januari
2005
Kediaman
Fajar
Waktu menunjukkan pukul 5 sore waktu
setempat.Waktunya orang-orang berhenti melakukan aktivitas seperti yang dilakukan
seharian full non stop.Waktunya meregangkan kembali otot-otot yang tegang
karena digunakan tanpa henti seharian.Merelekskan semua persendian dan kembali
pulang ke dalam kehangatan keluarga yang penuh dengan keharmonisan.Namun,entah
manusia yang spesiesnya apa yang tak menyukai senja atau sore hari.Dari
sepersepuluh sekian manusia dari muka bumi yang tak menyukai senja salah
satunya adalah Fajar.
“Jar,pulang
yuk!lo ga mau pulang kah?kebururu malam”,teriak teman satu kelasnya.
“Duluan aja
bro,gue lagi sibuk nih!deadline hari ini”,sahut Fajar pada temannya,tanpa
menoleh sedikitpun kearah lawan bicaranya.Masih dengan nada yang santai dan
cuek.
“Ya
ampun.Deadline tuh jangan dikejar.Kejar tuh wanita-wanita cantik kampus
kita”,balas lawan bicaranya.
“Jodoh mah
ga dikejar.Nanti juga dateng sendiri”,sahut Fajar.
“Udah ah gue
ga mau debat sama lo.Oh iya,bilang aja lo takut pulangkan?”,tanya lawan
bicaranya.
“Bukan takut
lagi malas aja”,jawab Fajar singkat.
“Ah terserah
lo aja deh gue capek ngomong sama lo”,lawan bicara itu pun telah bergegas
meninggalkan Fajar yang sibuk mengetik didalam kelas sendiri.
Hening.Hanya terdengar suara ketikan
dari tangan Fajar yang terdengar.Ia sangat benci jika sore atau senja mulai datang.Hantu-hantu
kehidupannyapun akan datang kembali menjenguk keadaan Fajar hari ini.Sialkah ia
hari ini?.Sebenarnya ia bukan takut.Hanya phobia dengan apa yang ia dapatkan
setiap senja datang.Ia benci Senja.Hantu-hantu itu selalu menggerayangi setiap
jengkal kehidupannya.
Hujan turun dengan derasnya.Terpaksa
ia pulang senja itu juga.
“Kak,kamu
udah pulang belum?apa masih dikampus?”,mama menelpon khawatir pada anak
bujangnya.Mama mana yang tak khawatir anak bujangnya yang phobia terhadap senja
pulang sendiri.
“Dijalan
Ma,Kakak baik-baik aja ko Ma,ga usah khawatir ya,walaupun begitu aku juga kan
laki-laki Ma”,jawab Fajar dengan nada santai.Walau,hatinya ketakutan dan
jantungnya berdebar kencang,ia masih mecoba untuk tenang.Stay cool.
“Iya,Nak.Hati-hati
ya dijalan.kalau ada apa-apa telpon Mama loh ya!”
“Sip Ma”.
Telponpun terputus.Suasana kembali
hening.Hanya ia seorang diri.Saatnya bergegas menuju kegerbang kampus.Pasti ada
pak satpam yang menjaga disana.Setidaknya ada teman berbicara jikalau ia mulai
ketakutan.
Tanpa harus menunggu lama,ternyata
bus berhenti tepat ketika ia baru sampai digerbang kampus.Maka,ia bergegas
menaiki bus tersebut.Hal pertama yang ia benci adalah pulang terlalu lama dari
kampus,dan hantu yang kedua adalah melihat bus yang penuh dan sesak sehingga
tak ada ruang untuk duduk.namun,hei disudut sana terlihat ada kursi yang
kosong.Ia harus bergegas kesana kalau tidak...
“Hey!gue
duluan ya yang sampai sini”,seru Fajar kesal namun masih dengan nada yang
sangat santai.
“Tapi
buktinya gue duluan yang duduk”,ba;as Senja dengan santai.
“Eh?lo yang
tadi pagi itu ya?lu mau balas dendam sama gue?”,tanya Fajar spontan.
“Eh?iya gue
yang tadi pagi kenapa?gue?balas dendam?sama lo?maaf ga ada waktu.Allah tu
sayang sama gue buat ngasih lo perhitungan”,seperti disinetron yang setipa
malam ditonton Senja ia mengacungkan jarinya kearah fajar.Semua pembalasan
terjadi malam ini.
“Kali ini ga
mungkin kan gue ngasih kursi buat lo?kalo lo wanita baru gue kasih atau malah
ibu hamil baru gue kasih”,sahut Senja yang sedaritadi mengoceh melimpahkan
uneg-unegnya sedari tadi pagi.
Sial!.Ini adalah hantu ketiga disore
hari dihari ini.Bertemu wanita yang tak sopan dan urakan namun,disamping
urakannya itu entah tersambar apa senja itu Fajar memiliki perasaan yang
aneh.Seperti tersambar petir yang spesial ketika mendengar ocehan wanita aneh
nan cerewet ini.’Walaupun cerewet,tapi ko kayanya suaranya terekam indah ya
diotak ini.Ah apaan si orang cerewet kaya gini dinget-inget.Ga pantes’,batin
Fajar.
Fajar dan
Senja
Waktu
menunjukkan pukul 7 malam waktu setempat.
Waktunya bergegas menuju rumah masing-masing.Orang rumah
telah khawatir.Saatnya kembali pada istana masing-masing.Pulang.Pulang kerumah
dan pulang pada panggilan-Nya.Shalat Isya.Semoga hari esok dapat lebih baik
dari hari ini.Semoga saja,Fajar dan Senja.Fajar benci ketika waktu senja datang
dan Senja benci ketika waktu fajar datang.Namun,dilain hari Senja akan menyukai
waktu fajar dan Fajar akan menyukai waktu senja.Hakikat kehiduoan yang membawa
mereka menyukai itu.Semoga saja.
Fajar,Januari
2010
Beratus-ratus kali fajar dan senja serta ratusan bulan
purnama telah berlalu.Kisah-Kisah Fajar telah dimulai sejak ratusan kali fajar
dan senja yang mereka lalui selama ini.Awal mula hari yang mempertemukan
mereka.Setiap fajar dan Senja.Entah dimulai dari mana benih-benih cinta
mereka.Yang pasti,pertemuan pertama mereka ada disuatu fajar yang sangat
menyialkan bagi Senja,dan bertemu lagi di senja hari dimana senja merupakan
waktu yang sial bagi Fajar.
Pagi ini,Senja bersiap-siap.Berharap ini bukan merupakan
fajar tersial baginya seumur hidupnya.Berharap ini adalah fajar terindah seumur
hidupnya.Hari ini Fajar wisuda.Mengakhiri masa penantiannya selama 4 tahun
dikampus untuk menjadi orang yang lebih berguna bagi siapapun.Senja diundang
dan dimohon hadir dalam acara wisuda Fajar.
Telah disebutkan tadi bahwa entah dari kapan mereka memulai
semua itu.Yang mereka tahu bahwa hidup adalah misteri.Tak adapun yang tahu
selain Sang Maha Pencipta.
Acara telah
dimulai.
Namun,Senja
tetap saja telat walau satu menit sekalipun.Tapi tak mengapa.Itu tak
pengaruh.Acarapun belum mulai seutuhnya.Baru pembukaannya.
Begitulah cinta.Terkadang suka
menjadi benci,benci menjadi cinta.Begitu pula dengan mereka.Entah dari kapan
mereka mulai mengusir perasaan benci tersebut menjadi cinta.Sepertinya mereka
terlihat sangat cocok.Saling melengkapi.Senja tak suka fajar,Fajar tak suka
senja.Mereka saling menguatkan ketika waktu tersebut datang.
“Senja!disini!”,terdengar suara
teriakan dari kejauhan.Itu adalalah suara Fajar,lelaki yang ratusan fajar lalu
ia kenal sebagai sosk lelaki cuek dan menyebalkan.Namun,kini berubah
derastis,3600.
Senja langsung bergegas kesumber suara.Wajahnya
berbinar-binar.Berharap fajar ini menjadikan fajar terindahnya seumur hidupnya.
“Aku mau pamit.Aku mau terbang ke Mesir besok”,terlihat rona
kesenangan yang diukir dari wajah Fajar.Ia berhasil meraih beasiswanya di
Mesir.Senja hanya diam.Entah ia harus senang atau sedih.Tapi yang pasti hatinya
saat ini hancur berkeping-keping.Serpihannya terbang kepenjuru tempat.Ia
bingung harus membawa lari kemana raga ini.Ia hancur.
“Kamu kenapa Senja?”,tanya Fajar heran.
“Gue baik-baik saja.Lu ga usah khawatirin gue”,jawab
senja.Tak apa-apa,namun air matanya mengalir tanpa henti.
“Aku?khawatir?kenapa harus khawitir?harusnya kamu senanglah
aku dapat prestasi yang lebih dari kamu”
“Ya iyalah.Secara lo lebih tua dari gue.ihh”
Hening.Pembicaraan mereka terhenti.fajar tak didampingi
keluarganya.keluarganya jauh dikampung sana.Ia hanya ditemani teman-teman
seangkatannya.Ia termasuk mahasiswa yang pandai.Ia wisuda duluan.
“Besok aku tunggu di bandara ya”,suara Fajar memecah
kesunyian.
“By the way sejak kapan si lo merubah aksen bahasa ‘gue jadi
aku’?”,tanya Senja mendelik dan curiga.
“Sejak.....sejak lama sih”,jawab Fajar gugup.”Sejak,jika kamu
mau...”
“Udah deh ngomongnya ga usah muter-muter.Pusing gue.Iya besok
gue datang kebandara”,jawab Senja.
Fajar berganti menjadi
siang.Matahari mulai meninggi.Terik dan panas.Acara wisuda telah berakhir.
Senja,keesokan harinya
Bandara.
Senja datang tepat waktu, tepat sekali.Jarum panjang diangka
12 dan jarum pendek diangka 4. Pesawat berangkat 15 menit lagi.Senja datang
membawa balon dengan segulung surat berisi harapan dibawahnya.Wajahnya terlihat
mendung,namun dengan balon yang cerah.Melambangkan dirinya yang terlihat tegar
namun hatinya tidak.Telah diceritakan diawal tadi,entah bagaimana cerita tumbuh
kembangnya perasaan itu.Semuanya berlalu sangat singkat.
Tak ada cerita sedih-sedihan dan nangis-nangisan.Perpisahan
berjalan begitu cepat.Senja dengan ditemani sahabatnya menyaksikan Fajar
pergi.Senja memberikan balon itu kepada Fajar.
“Buat lo.Jangan di bawa masuk ya.Nanti diomelin mba pramugari
sama mas pramugari.Sebelum masuk,lepas balonnya ya.Ini adalah balon harapanJangan
cuek-cuek disana.Semoga lo baca dulu ya”,Senja berbicara sambil menudukan
kepala.Semuanya terasa berat dijalani.Walau cerita percintaan ini entah kapan
awalnya.
“Iya.Makasih”,jawab Fajar singkat.Terlihat ketergesa-gesaan
Fajar dan buru-buru ingin pergi.
“Nis,gue titip Senja ya”,bisik Fajar pada Nisa,sahabat Senja.
“Titip?lo kira barang?”,jawab Nisa dengan suara kencang
melebihi bisikan Fajar.
Fajarpun pergi.Hanya salam terakhir yang ia tinggalkan.Ia
cepat-cepat.Tanpa ragu ia mengambil balon dari tangan Senja.Terburu-buru.Senja masih
melihat dari kejauhan sampai punggung Fajar tak terlihat dari kejauhan.Hilang
dibalik keramaian.
Senja,2015
Masa lalu berlalu begitu saja.Tanpa ada kenagan tentang fajar
dan senja.Fajar dan senja masih berlaku,namun tak ada warna.Berjalan seperti biasanya
seperti sedia kala sebelum mereka bertemu.Normal.Ada yang benci senja dan juga
beci senja.Namun,yang beebeda kali ini,mereka belajar untuk mencintai apa yang
mereka benci,walau mereka tak suka.Senja belajar tentang mencintai fajar atau
pagi hari dan juga mulai menumbuhkan benih-benih itu pada Fajar saat fajar
hari.
Ia mulai mencintai fajar.Karena cinta tak harus
memiliki,namun,cukup meraih hati yang memiliki yang dicinta agar yang dicintai
mencinta karena Si Pemillik hati.
Fajar,2015
Masa lalu berlalu begitu saja.Tanpa ada kenagan tentang fajar
dan senja.Fajar dan senja masih berlaku,namun tak ada warna.Berjalan seperti
biasanya seperti sedia kala sebelum mereka bertemu.Normal.Ada yang benci senja
dan juga beci senja.Namun,yang beebeda kali ini,mereka belajar untuk mencintai
apa yang mereka benci,walau mereka tak suka.Fajar belajar tentang mencintai
senja atau sore hari dan juga mulai menumbuhkan benih-benih itu pada Senja saat
senja hari.
Ia mulai mencintai senja.Karena cinta tak harus
memiliki,namun,cukup meraih hati yang memiliki yang dicinta agar yang dicintai
mencinta karena Si Pemillik hati.
Untuk akhir penutup cerita ini adalah bahwa Fajar dan Senja
merupakan sosok cerminan kita sebagai manusia.Terkadang membenci apa yang
disukai yang lain,terkadang menyukai apa yang malah dibenci oleh orang
lain.Sebagai manusia ada kalanya kita bersyukur kepada Sang Pemilik Hati ini
agar selalu menjaga hambanya dari prasangka benci yang berlebih.
Diawali dari fajar diakhiri saat
senja dengan rinai hujan
Mantingan,9 November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar