Jumat, 11 November 2016

Fajar atau Senja



Fajar atau Senja
Fajar,Januari 2005
Kediaman Senja
            Waktu menunjukkan pukul 5 pagi waktu setempat.Waktunya orang-orang membuka mata kehidupan mereka melanjutkan aktivitas seperti biasanya seperti hari yang kemarin.Orang-orang selalu menyukai pagi,fajar.Namun,dari keindahan sang fajar mengapa masih ada diantara sepersepuluh dari manusia bumi yang tidak menyukai pagi hari atau sang fajar,salah satunya adalah Senja.Ia selalu membenci fajar,karena benyak hal terburuk yang ia temukakan saat fajar mulai menyongsong.
“Nak,sarapan dulu!”,mama mulai teriak dari kejauhan.Tepatnya dari dalam dapur.Berteriak sekencang-kencang agar anak perawannya dapat mendengar.Orang tua mana yang tak khawatir jikalau anak perawannya nanti pingsan karena belum sarapan.
“Iya Ma,iya.Tapi nanti aja ya di bus”,seru Senja sambil menyambar sepotong roti yang ada diatas meja,berteriak sekencang-kencangnya.Bukan masalah tak sopan atau tidak pada orangtua.Tapi,masalahnya ia telat.Seperti biasanya,kemarin dan kemarinnya lagi.Karena telat menjadikan harinya lebih berwarna,kelabu.
            Senja masih berlari menyusuri anak-anak gang tikus kota Jakarta.Kota yang merupakan rajanya gang tikus.Masih berlari sekencang-kencangnya hingga keujung gang,barulah ia temukan jalan raya berada.Sampai depan gang ia masih harus menunggu lagi bus yang membawanya kekampus.Durasi dari rumah kekampus adalah 20 menit.Jam ditangannya menunjukkan 10 menit lagi kelas akan dimulai.Ia hanya pasrah.Sudah pasti ia akan telat.
            Hantu pertama dihari ini telah dimulai baginya.Telat.
“Kampus,kampus!Neng cantik mau kamana?kampus?Hayu atuh naik keburu ditinggal akang sopir!”,kondektur bus berasap ini mulai mengayun-ayunkan tangan.Bertanda menyuruh naik bagi siapa saja yang ingin naik.Senjapun pasrah.Ia naik keatas bus itu.
            Bus terlihat sangat padat.Tiada hari tanpa kepadatan ini.Melihat sekeliling bus yang sangat padat,ia melihat hanya ada satu kursi yang kosong walaupun jauh dari jangkauannya.Ia harus bergegas sebelum ada yang merebut kursi kosong itu.Namun,tiba-tiba...
“Hey!gue duluan ya yang sampai sini”,dengan wajah kesal dan sebal ia memasang wajah marah pada lelaki dihadapannya ini.
“Buktinya gue duluan tuh yang duduk”,masih dengan wajah santai dan non ekspresi lelaki ini menjawab omelan Senja.Sangat terlihat penampilan rapih lelaki ini.Rapi.Senja sempat terpesona beberapa detik oleh lelaki dihadapannya ini,namun ia ingat akan omelannya tadi.Ia mengurungkan niat terpesona pada lelaki ini.
“Heh nyadar dong!dimana-mana lelaki itu mengalah pada wanita.Lihat tuh!yang duduk wanita semua!”,masih dengan nada sebal dan bertambah tinggilah nada Senja ketika berbicara.
“Masih kuat berdirikan?Kalau lo udah jadi nenek-nenek baru gue kasih tempat duduk”,dengan nada santai lelaki ini menjawab omelan Senja.Ia buru-buru memakai headset yang ia bawa,agar tak mendengar ocehan Senja lagi.
“Dasar laki-laki egois!payah”,akhirnya Senja mengalah berdebat dengan lelaki dihadapannya.Dari pada ia harus diturunkan secara paksa oleh kondektur.Ia lebih baik mengalah.
            Hantu kedua telah ia temukan.Lelaki egois nan cuek,ga mau kalah,namun terlihat keren.’Haduh mikirin apa sih gue?keren?enggaklah orang cuek kaya begitu dibilang keren.Yang ada ketutup jeleknya.Ihh’,batin Senja.
            Hari membosankan nan menyebalkan.Baru beberapa jam ia terbangun dari mimpi indahnya di malam hari,sekarang ia telah menemukan hantunya yang kedua namun tak lazim ia temukan dihari-hari sebelumnya.
“Neng!ayo turun!kampuskan?udah sampai”,pak kondektur meneriaki Senja yang ada didepan.Sebenarnya bukan meneriaki Senja.Pak kondektur juga tak tahu kalau namanya Senja,namun mana ada anak kuliahan jam segini didalam bus selain dirinya.
“Eh?ia pak”,Senja pun bergegas turun.Sudah sampai.
“Telat lagi ya Neng?”,ternyata selama ini bukan hanya mama Senja yang tahu tentang kebiasaan buruk Senja,tapi pak kondektur bus pun hafal.Padahal bus menuju kampus bukan hanya satu bus.Memang kebiasaan yang buruk.
“Eh?iya nih pak.Saya duluan ya Pak.Nanti diomelin lagi sama bu dosen,hehehe”,jawab Senja tanpa nada tak berdosa dan menggaruk kepala yang tak gatal.Malu sekali rasanya.Tapi,kalau tak bisa jaga image bukan Senja namanya.Ia tetap enjoy.Konsep pasrahlah yang membuat ia tetap enjoy.Menerima apa adanya.
            Senja mulai menyusuri jalan menuju kelas.Tapi?hey lihatlah dari kejauhan.Ternyata lelaki menyebalkan itu juga turun di kampus yang sama seperti Senja.Berarti?mereke satu kampus.Oh May God.’Mengapa ini bisa terjadi?’.

Senja,Januari 2005
Kediaman Fajar
            Waktu menunjukkan pukul 5 sore waktu setempat.Waktunya orang-orang berhenti melakukan aktivitas seperti yang dilakukan seharian full non stop.Waktunya meregangkan kembali otot-otot yang tegang karena digunakan tanpa henti seharian.Merelekskan semua persendian dan kembali pulang ke dalam kehangatan keluarga yang penuh dengan keharmonisan.Namun,entah manusia yang spesiesnya apa yang tak menyukai senja atau sore hari.Dari sepersepuluh sekian manusia dari muka bumi yang tak menyukai senja salah satunya adalah Fajar.
“Jar,pulang yuk!lo ga mau pulang kah?kebururu malam”,teriak teman satu kelasnya.
“Duluan aja bro,gue lagi sibuk nih!deadline hari ini”,sahut Fajar pada temannya,tanpa menoleh sedikitpun kearah lawan bicaranya.Masih dengan nada yang santai dan cuek.
“Ya ampun.Deadline tuh jangan dikejar.Kejar tuh wanita-wanita cantik kampus kita”,balas lawan bicaranya.
“Jodoh mah ga dikejar.Nanti juga dateng sendiri”,sahut Fajar.
“Udah ah gue ga mau debat sama lo.Oh iya,bilang aja lo takut pulangkan?”,tanya lawan bicaranya.
“Bukan takut lagi malas aja”,jawab Fajar singkat.
“Ah terserah lo aja deh gue capek ngomong sama lo”,lawan bicara itu pun telah bergegas meninggalkan Fajar yang sibuk mengetik didalam kelas sendiri.
            Hening.Hanya terdengar suara ketikan dari tangan Fajar yang terdengar.Ia sangat benci jika sore atau  senja mulai datang.Hantu-hantu kehidupannyapun akan datang kembali menjenguk keadaan Fajar hari ini.Sialkah ia hari ini?.Sebenarnya ia bukan takut.Hanya phobia dengan apa yang ia dapatkan setiap senja datang.Ia benci Senja.Hantu-hantu itu selalu menggerayangi setiap jengkal kehidupannya.
            Hujan turun dengan derasnya.Terpaksa ia pulang senja itu juga.
“Kak,kamu udah pulang belum?apa masih dikampus?”,mama menelpon khawatir pada anak bujangnya.Mama mana yang tak khawatir anak bujangnya yang phobia terhadap senja pulang sendiri.
“Dijalan Ma,Kakak baik-baik aja ko Ma,ga usah khawatir ya,walaupun begitu aku juga kan laki-laki Ma”,jawab Fajar dengan nada santai.Walau,hatinya ketakutan dan jantungnya berdebar kencang,ia masih mecoba untuk tenang.Stay cool.
“Iya,Nak.Hati-hati ya dijalan.kalau ada apa-apa telpon Mama loh ya!”
“Sip Ma”.
            Telponpun terputus.Suasana kembali hening.Hanya ia seorang diri.Saatnya bergegas menuju kegerbang kampus.Pasti ada pak satpam yang menjaga disana.Setidaknya ada teman berbicara jikalau ia mulai ketakutan.
            Tanpa harus menunggu lama,ternyata bus berhenti tepat ketika ia baru sampai digerbang kampus.Maka,ia bergegas menaiki bus tersebut.Hal pertama yang ia benci adalah pulang terlalu lama dari kampus,dan hantu yang kedua adalah melihat bus yang penuh dan sesak sehingga tak ada ruang untuk duduk.namun,hei disudut sana terlihat ada kursi yang kosong.Ia harus bergegas kesana kalau tidak...
“Hey!gue duluan ya yang sampai sini”,seru Fajar kesal namun masih dengan nada yang sangat santai.
“Tapi buktinya gue duluan yang duduk”,ba;as Senja dengan santai.
“Eh?lo yang tadi pagi itu ya?lu mau balas dendam sama gue?”,tanya Fajar spontan.
“Eh?iya gue yang tadi pagi kenapa?gue?balas dendam?sama lo?maaf ga ada waktu.Allah tu sayang sama gue buat ngasih lo perhitungan”,seperti disinetron yang setipa malam ditonton Senja ia mengacungkan jarinya kearah fajar.Semua pembalasan terjadi malam ini.
“Kali ini ga mungkin kan gue ngasih kursi buat lo?kalo lo wanita baru gue kasih atau malah ibu hamil baru gue kasih”,sahut Senja yang sedaritadi mengoceh melimpahkan uneg-unegnya sedari tadi pagi.
            Sial!.Ini adalah hantu ketiga disore hari dihari ini.Bertemu wanita yang tak sopan dan urakan namun,disamping urakannya itu entah tersambar apa senja itu Fajar memiliki perasaan yang aneh.Seperti tersambar petir yang spesial ketika mendengar ocehan wanita aneh nan cerewet ini.’Walaupun cerewet,tapi ko kayanya suaranya terekam indah ya diotak ini.Ah apaan si orang cerewet kaya gini dinget-inget.Ga pantes’,batin Fajar.
           
Fajar dan Senja

Waktu menunjukkan pukul 7 malam waktu setempat.

Waktunya bergegas menuju rumah masing-masing.Orang rumah telah khawatir.Saatnya kembali pada istana masing-masing.Pulang.Pulang kerumah dan pulang pada panggilan-Nya.Shalat Isya.Semoga hari esok dapat lebih baik dari hari ini.Semoga saja,Fajar dan Senja.Fajar benci ketika waktu senja datang dan Senja benci ketika waktu fajar datang.Namun,dilain hari Senja akan menyukai waktu fajar dan Fajar akan menyukai waktu senja.Hakikat kehiduoan yang membawa mereka menyukai itu.Semoga saja.


           
 Fajar,Januari 2010

Beratus-ratus kali fajar dan senja serta ratusan bulan purnama telah berlalu.Kisah-Kisah Fajar telah dimulai sejak ratusan kali fajar dan senja yang mereka lalui selama ini.Awal mula hari yang mempertemukan mereka.Setiap fajar dan Senja.Entah dimulai dari mana benih-benih cinta mereka.Yang pasti,pertemuan pertama mereka ada disuatu fajar yang sangat menyialkan bagi Senja,dan bertemu lagi di senja hari dimana senja merupakan waktu yang sial bagi Fajar.
Pagi ini,Senja bersiap-siap.Berharap ini bukan merupakan fajar tersial baginya seumur hidupnya.Berharap ini adalah fajar terindah seumur hidupnya.Hari ini Fajar wisuda.Mengakhiri masa penantiannya selama 4 tahun dikampus untuk menjadi orang yang lebih berguna bagi siapapun.Senja diundang dan dimohon hadir dalam acara wisuda Fajar.
Telah disebutkan tadi bahwa entah dari kapan mereka memulai semua itu.Yang mereka tahu bahwa hidup adalah misteri.Tak adapun yang tahu selain Sang Maha Pencipta.
Acara telah dimulai.
Namun,Senja tetap saja telat walau satu menit sekalipun.Tapi tak mengapa.Itu tak pengaruh.Acarapun belum mulai seutuhnya.Baru pembukaannya.
            Begitulah cinta.Terkadang suka menjadi benci,benci menjadi cinta.Begitu pula dengan mereka.Entah dari kapan mereka mulai mengusir perasaan benci tersebut menjadi cinta.Sepertinya mereka terlihat sangat cocok.Saling melengkapi.Senja tak suka fajar,Fajar tak suka senja.Mereka saling menguatkan ketika waktu tersebut datang.
            “Senja!disini!”,terdengar suara teriakan dari kejauhan.Itu adalalah suara Fajar,lelaki yang ratusan fajar lalu ia kenal sebagai sosk lelaki cuek dan menyebalkan.Namun,kini berubah derastis,3600.
Senja langsung bergegas kesumber suara.Wajahnya berbinar-binar.Berharap fajar ini menjadikan fajar terindahnya seumur hidupnya.
“Aku mau pamit.Aku mau terbang ke Mesir besok”,terlihat rona kesenangan yang diukir dari wajah Fajar.Ia berhasil meraih beasiswanya di Mesir.Senja hanya diam.Entah ia harus senang atau sedih.Tapi yang pasti hatinya saat ini hancur berkeping-keping.Serpihannya terbang kepenjuru tempat.Ia bingung harus membawa lari kemana raga ini.Ia hancur.
“Kamu kenapa Senja?”,tanya Fajar heran.
“Gue baik-baik saja.Lu ga usah khawatirin gue”,jawab senja.Tak apa-apa,namun air matanya mengalir tanpa henti.
“Aku?khawatir?kenapa harus khawitir?harusnya kamu senanglah aku dapat prestasi yang lebih dari kamu”
“Ya iyalah.Secara lo lebih tua dari gue.ihh”
Hening.Pembicaraan mereka terhenti.fajar tak didampingi keluarganya.keluarganya jauh dikampung sana.Ia hanya ditemani teman-teman seangkatannya.Ia termasuk mahasiswa yang pandai.Ia wisuda duluan.
“Besok aku tunggu di bandara ya”,suara Fajar memecah kesunyian.
“By the way sejak kapan si lo merubah aksen bahasa ‘gue jadi aku’?”,tanya Senja mendelik dan curiga.
“Sejak.....sejak lama sih”,jawab Fajar gugup.”Sejak,jika kamu mau...”
“Udah deh ngomongnya ga usah muter-muter.Pusing gue.Iya besok gue datang kebandara”,jawab Senja.
 Fajar berganti menjadi siang.Matahari mulai meninggi.Terik dan panas.Acara wisuda telah berakhir.

Senja,keesokan harinya
Bandara.
Senja datang tepat waktu, tepat sekali.Jarum panjang diangka 12 dan jarum pendek diangka 4. Pesawat berangkat 15 menit lagi.Senja datang membawa balon dengan segulung surat berisi harapan dibawahnya.Wajahnya terlihat mendung,namun dengan balon yang cerah.Melambangkan dirinya yang terlihat tegar namun hatinya tidak.Telah diceritakan diawal tadi,entah bagaimana cerita tumbuh kembangnya perasaan itu.Semuanya berlalu sangat singkat.
Tak ada cerita sedih-sedihan dan nangis-nangisan.Perpisahan berjalan begitu cepat.Senja dengan ditemani sahabatnya menyaksikan Fajar pergi.Senja memberikan balon itu kepada Fajar.
“Buat lo.Jangan di bawa masuk ya.Nanti diomelin mba pramugari sama mas pramugari.Sebelum masuk,lepas balonnya ya.Ini adalah balon harapanJangan cuek-cuek disana.Semoga lo baca dulu ya”,Senja berbicara sambil menudukan kepala.Semuanya terasa berat dijalani.Walau cerita percintaan ini entah kapan awalnya.
“Iya.Makasih”,jawab Fajar singkat.Terlihat ketergesa-gesaan Fajar dan buru-buru ingin pergi.
“Nis,gue titip Senja ya”,bisik Fajar pada Nisa,sahabat Senja.
“Titip?lo kira barang?”,jawab Nisa dengan suara kencang melebihi bisikan Fajar.
Fajarpun pergi.Hanya salam terakhir yang ia tinggalkan.Ia cepat-cepat.Tanpa ragu ia mengambil balon dari tangan Senja.Terburu-buru.Senja masih melihat dari kejauhan sampai punggung Fajar tak terlihat dari kejauhan.Hilang dibalik keramaian.

Senja,2015
Masa lalu berlalu begitu saja.Tanpa ada kenagan tentang fajar dan senja.Fajar dan senja masih berlaku,namun tak ada warna.Berjalan seperti biasanya seperti sedia kala sebelum mereka bertemu.Normal.Ada yang benci senja dan juga beci senja.Namun,yang beebeda kali ini,mereka belajar untuk mencintai apa yang mereka benci,walau mereka tak suka.Senja belajar tentang mencintai fajar atau pagi hari dan juga mulai menumbuhkan benih-benih itu pada Fajar saat fajar hari.
Ia mulai mencintai fajar.Karena cinta tak harus memiliki,namun,cukup meraih hati yang memiliki yang dicinta agar yang dicintai mencinta karena Si Pemillik hati.
Fajar,2015
Masa lalu berlalu begitu saja.Tanpa ada kenagan tentang fajar dan senja.Fajar dan senja masih berlaku,namun tak ada warna.Berjalan seperti biasanya seperti sedia kala sebelum mereka bertemu.Normal.Ada yang benci senja dan juga beci senja.Namun,yang beebeda kali ini,mereka belajar untuk mencintai apa yang mereka benci,walau mereka tak suka.Fajar belajar tentang mencintai senja atau sore hari dan juga mulai menumbuhkan benih-benih itu pada Senja saat senja hari.
Ia mulai mencintai senja.Karena cinta tak harus memiliki,namun,cukup meraih hati yang memiliki yang dicinta agar yang dicintai mencinta karena Si Pemillik hati.
Untuk akhir penutup cerita ini adalah bahwa Fajar dan Senja merupakan sosok cerminan kita sebagai manusia.Terkadang membenci apa yang disukai yang lain,terkadang menyukai apa yang malah dibenci oleh orang lain.Sebagai manusia ada kalanya kita bersyukur kepada Sang Pemilik Hati ini agar selalu menjaga hambanya dari prasangka benci yang berlebih.
Diawali dari fajar diakhiri saat senja dengan rinai hujan
Mantingan,9 November 2016

Nida Khoyrunnisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar