Jumat, 11 November 2016

Pelangi 1000 warna



Pelangi 1000 Warna
Jawa timur,September,2006
Senja membawa matahari kembali kepada peraduannya.Pulang tepat pada waktunya.Waktu menunjukan pukul 5 sore hari.Saatnya beranjak bersama sejadah dan pasangannya menuju tempat umatnya bersimpuh kepada-Nya.Kembali pulang kepada siempunya alam dan penguasa makhluk beserta ruhnya.Kini saatnya melaju lebih cepat.Sebelum orang orang yang selalui dipenuhi dengan peraturan yang membosankan meneriaki untuk melaju lebih cepat.
“Ukhty,mengapa tidak sholat dihujroh[1] saja?”,terdengar seseorang mendekati telinganya.
“Afwan ukhty,ana[2] masih kuat untuk pergi ketempat ini.Apakah tidak diperbolehkan orang seperti saya beribadah di masjid ini?”,dengan gugup dan penuh keringat yang mengalir hingga ujung kaki ia menjawabnya dengan terbata-bata sambil menoleh kearah suara terdengar.
“Oh tentu saja tidak,Ukty..Lihatlah keadaan anti.Kalau tidak kuat atau sulit untuk berjalan,anti[3] diperbolehkan untuk sholat dihujroh”,dengan lembutnya orang yang selalu dipenuhi peraturan dan penegak peraturan ini mengingatkan.Bijak sekali.
“Tak apalah ukhty,ana menemukan kedamaian ditempat ini”,masih sembari menunduk dengan menjawab terbata-bata.
“Ya sudahlahlah tak apa.Lain kali hati-hati.Kalau bisa datanglah lebih awal supaya tidak terdesak-desak dengan yang lain.Sehingga anti dapat bergerak leluasa”,baru kali ini ia melihat orang ini berkata sangat bijaknya.Biasnya ia melihat orang ini tegas dan sangat menyeramkan sekali wajahnya,seperti halnya film-film horor yang sedang booming itu.
“Layla!bi sur’ah[4]!”,dari kejauhan sana terlihat Hana sahabat karibnya memanggil-manggil dengan nada khawatir.
Layla segera menuju arah dimana Hana berada.Menunduk sopan kepada orang itu.Tanda menghormati orang lebih besar dan tua darinya.Karena itulah yang diajarkan oleh agamanya di pesantren ini.Tanpa basa-basi orang itu menanggukkan kepala sebagai tanda Layla diperbolehkan pergi dari hadapannya seraya  tersenyum hangat padanya.
“Ya Allah,min ayna anti?[5]dari tadi kami mencarimu sampai sampai hampir saja kami ketahuan terlambat oleh bagian keamanan”,dengan nada dan wajah yang masih khawatir Hana  menghamparkan sajadah ungu yang dibawa oleh Layla.
“Afwan ya ana tadi sakit perut,lalu bergegas kekamar mandi eh ternyata sudah sepi tidak ada orang.Tinggallah aku berjalan dengan tongkat ini sampai kemasjid.”Layla yang dari tadi gugup dan ketakutan kisi semakin rileks dan santai.Oramg-orang masih menatap kewajahnya.Melihat bingung.’Apa yang ada dipikiran anak baru ini,sudah telat,memakai tongkat untuk berjalan,namun tidak ada suara tegas yang meneriaki saat ia telat’.Yang ada hanya senyuman simpul penuh kehangatan.Walau tidak ada yang melihatnya.Hanya Layla seorang diri dan pohon-pohon nan tinggi yang mengelilingi teras masjid.
Semburat cahaya masuk menembus jendela-jendela kecil yang ada pada dinding-dinding masjid.Membuat Al-Qur’an yang dibaca 4000 santri yang ada dimasjid bercahaya termasuk juga milik Layla dan juga Hana.Entah hal apa yang sedang terjadi hari ini.Tak ada yang menyadari bahawa hal ini adalah hal yang spesial di muka bumi.Seluruh malaikat bertasbih menyebut nama-Nya.Ribuan doa serta harapan kepada Maha Kuasa meleset cepat kearah langit.menuju tempat abadi.
’Ya Allah,Layla dan Hana ingin membanggakan nama harum pesantren ini serta kedua orang tuanya.’
∞∞
Maret,2007
Walau terhitung Layla dan Hani masih anak baru dipesantrennya,mereka berdua sudah sangat aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang disusun oleh pesantren mereka.Mereka memilih aktivitas yang berbeda.Layla sangat tertarik dengan buku-buku yang ada diperpustakaan sedangkan Hana tertarik untuk uji nyali,bicara dikhalayak umum.Jadilah mereka berdua staf pada bidang yang mereka sukai.Maka,dimulailah petualangan hidup mereka masing-masing.Meraih bintang yang berbeda-beda.Semoga ada jalannya.
Waktu menunjukkan pukul 1 siang waktu setempat.Selepas dari masjid,warga pesantren ini bergegas menuju tampat paling ramai ke 2 setelah masjid,dapur umum.Mereka bosan mendengar raungan perut merka sedari tadi ketika dikelas.Namun,hal bebeda dirasakan oleh Layla.Sudah sepuluh bulan  mereka bernaung di asrama tempat mereka tinggal,namun mereka jarang sekali mendengarkan raungan perut mereka.Sampai-sampai pernah suatu hari mereka tidak mengisi perut mereka denagn tambahan energi.
“Layla,Hana haya nadzhabu ila-l- mathbakh[6]!”,sembari membawa piring dan gelas,kakak kamar mereka membujuk segara makan.Mana ada yang tega melihat badan mereka yang sangat meragukan bila zat-zat yang mengandung nutrisi bersemayam didalam tubuh mereka.
“Tidak Kak!,terima kasih.kami sudah kenyang”,jawab mereka serempak dengan nada yang sangat meragukan.Mereka telah tenggelam dalam proyek mereka masing-masing.Sibuk dengan dunianya masing-masing.
“Ya sudahlah.Terserah kalian saja.kalau kalian berdua sakit kamar ini akan sepi dari teriakan-teriakan dan bualan kalian itu.kalau sakit jangan minta pulang ya anak keras kepala.”
Angin membawa kakak kamar mereka pergi.Otak mereka masing-masing sedang bekerja.Memeras apa yang ada dalam pikiran.Bualan?Apa maksudnya?.Memang,selama ini merekalah yang sangat heboh dan ramai.Bercerita tentang masa depan mereka.Dan yang lain,hanya jadi penonton yang bingung untuk berkomentar sehingga memilih untuk diam.
Hana selalu heboh dengan pidatonya yang teriak-teriak.katanya,suatu hari nanti dia akan berdakwah didepan banyak orang.Lebih tepatnya didepan orang nomor satu di Indonesia.Sedangkan Layla sibuk tenggelam didalam naungan cerita-cerita serta ilmu-ilmu yang terdapat dalam buku-bukunya yang sengaja diam-diam ia ambil dari perpustakaan.Nekat.Tapi memang itulah hobinya,membaca.Katanya,ia ingin membuat 1000 rumah baca seperti Asma Nadia,penulis best seller.
Dan yang selalu menjadi komentator mereka terhadap angan-angan mereka adalah Si Nias,anak suku Batak berambut ikal dan bertubuh gempal.Dengan menggunakan bahasa daerah tempat ia berasal,ia selalu berkomentar atau lebih tepatnya marah-marah kepada Hana dan Layla yang selalu membuat kamar menjadi heboh.Mengapa heboh?karena penbicaraan mereka selalu berhujung pada pertengkaran yang sengit.Dan itu berlangsung setiap hari.Namun pertikaian itu tidak berlangsung lama.Beberapa menit kemudian mereka langsung berbaikan lagi hanya dengan kepentingan salah satu dari mereka.Seperti meminta ditemani kekafetaria.Sederhana sekali.
“Hey,Hana,Layala kau tak pernah bosan membuat kepalaku ini pecah!Berisik kali kau ini.Tak kapok kau membuat aku dihukum bagian bahasa gara-gara kau ini.”.dengan logat Bataknya,Nias memasang wajah garang.Siap melempari merka dengan apapun yang ada dihadapan nya,sebelum didengar bagian bahasa kamar.Dan mereka siap untuk belindung dan kabur.
∞∞
Juni,2011
Disetiap kebahagiaan dan kesuksesan pasti ada kalanya badai dengan hangat menyapa dengan lembutnya.Tanpa mereka sadari kekurangan yang mereka miliki bukanlah penghalang pada setiap mimpi-mimpi dan khayalan meerka.Tahun ini adalah tahun ke-5 bagi mereka.Tahun- tahun berat yang sangat tidak terasa untuk dilalui,namun sulit ketika dijalani.berbagai macam rintangan  80% telah merka lalui,sisanya,Wa allahu Alam Bishoab”.
“Aku cacat,tapi mengapa aku masih bertahan disini?”,tanya Layla pada Hana sembari asyik melamun.
“Aku juga buta,tapi mengapa aku masih disni?ini adalah tahun kelima kita.Aku ga nyangka”,sahut Hana yang juga masih asyik dengan lamunannya.Ditahun kelima ini juga merupakan hari genapnya mereka melamun setiap sore di taman belakang pesantren.Dahulu mereka kira pesantren tak punya tempat seindah ini.Namun nyatanya?tak seperti apa yang mereka bayangkan.
Senja memakan waktu melamun mereka yang selalu rutin mereka jalani.Usia mereka saat itu 16 tahun.Tak ada yang tahu bahwa anak  spesial seperti mereka menyimpan banyak rahasia serta misteri.Mereka tak tahu sejatinya karena kekurangan merekalah yang membuat mereka bertahan di kampung nan damai ini,pesantren mereka.

∞∞
Juli,2011
            Waktu terus bergulir begitu cepatnya.Tak peduli arah melintang.Terus berjalan menempuh kecepatan maksimal.Begitu pula dengan Hana dan layla yang tumbuh menjadi seorang remaja yang cerdas dan pandai diatas segala kekurangan mereka.Mereka mencoba untuk menerima segala kekurangan mereka.Maka jadilah mereka yang sekarang ini.
            Karena itulah yang diajarkan oleh tempat naung mereka sekarang ini.Berkarya tanpa batas.Tiada yang bisa membatasi impian mereka itu walau sebutir kelereng sekali pun atau sebesar ombak dilautan.’Barang siapa yang bersungguh-sungguh,maka dapatlah ia.’
            Akhir-akhir ini mereka disibukkan oleh banyak hal.Mulai dari perlombaan sampai urusan pesantren mereka.Diantaranya adalah lomba yang sangat diingin-inginkan oleh Hana,pidato.Namun,apalah daya Hana memolaknya mentah-mentah katanya saingannya terlalu berat.Namun,sebagai sahabat yang berbakti pada sahabatnya,Layla tak tinggal diam.Dengan sekuat tenaga dan hati Layla berkorban mencari informasi tentang lomba itu.
            Apalah daya orang yang enggan untuk melakukan sesuat namun dipaksakan pasti tiada mau jua.Layla tidak pernah berhenti untuk membujuk Hana.Sebenarnya Layla sangatlah paham dengan apa yang sangat ditakutkan oleh Hana.Kurang percaya diri.Hanya itu,bukan yang lain.Ia masih memikirkan kekurangannya yang justru seharusnya membawa kebahagianaan.
            “Kamu harus pergi sekarang!acara 10 menit lagi dimulai.Aku akan seneng banget kalau kamu mau ikut.please”,Layla memohon dengan sangat kepada Hana yang sedang terburu-buru jalan entah kemana arahnya.
            Hana tiada menggubris.Menolehpun tidak sama sekali.Apalagi mendengarnya.Ada yang berbeda dengannya hari ini.Wajahnya lebih gelap dari hari sebelumnya.Akhir-akhir ini ia sangat pendiam sekali.Dimasjid,dapur umum,kelas dan tempat umum lainnya.Semua orang bertanya-tanya pada siapapun yang bisa menjawab.Tapi sayangnnya tak ada yang bisa menjawabnya.
            “Han,please listen to me,just for this time,aku tahu kalau aku nyebelin dan bukan sahabat yang baik.Tapi biarkanlah hari ini aku menjadi sahabat yang akan ada kapanpun kamu mau.”
            “Maaf aku ga bisa.i must go,afwan,ma’assalamah[7]”,menunduk,lalu diam,dan tiba-tiba menagis dalam hati dan di mata.
            “Limadza[8]?please tell to me!”
            “ga penting buat kamu,maaf”
            “Hana,tapi...”,belum sampai pada ujung pembicaraan Hana lekas bergegas.Dan ternya ia sudah dijemput oleh orangtuanya.Ada apa?

Juli,2012

Hari ini 3600 hari yang lalu..
Saat Hana pergi meniggalkan kampung nan damai itu,Layla sudah tidak ada gairah.Namun,hidup tetaplah hidup.Hidup tidak bisa ditawar dan diwakilkan ataupun digantikan.Karena kita meupakan aktris dalam kehidupan kita sendiri.Tanpa dipungkiri lagi,kehilangan memang merupakan bagian hidup kita yang tidak bisa dihindari seperti halnya maut.
Seperti kata penulis terkenal’ketika seseorang meniggalkan kita dengan berbagai macam alasan mengapa kita tidak memberikan 1000 alasan untuk tersenyum?’
Itulah yang dilakukan oleh Layla saat ini.kepergian Hana bukan merupakan alasan yang masuk akal agar Layla tidak serius dalam mengejar mimpi-mimpinya yang pernah ia kahayalkan bersama Hana.Ia tak pernah menyesal mengenal Hana.Ia tak pernah menyesali kejadian 3600 hari yang lalu itu datamg menyapa dirinya.Karena dengan kejadian itu,ia dapat lebih menghargai rasa persahabatannya.
Hari ini,Juli 2012, resmi ia lulus dari pesantren ini.Tempat yang bukan hanya sekedar tempat berlindung dari hujan dan rasa panas.Namun,tempat inilah yang mengajarkannya banyak hal.Kedisiplinan,kesederhanaan,keikhlasan.kesabaran,dan persahabatan.Berbagai warna telah ia dapatkan dan ia lukiskan di tempat nan tercinta ini bersama orang-orang yang ia sayangi.
Sejak hari itu,Hana tak pernah memberikan sedikitpun kabar tentangya.Si Nias anak Batak turut sedih ketika sedang mengingatnya begitu pula dengan teman-teman yang lainnya.Nostalgia tentang Hana.Ini adalah hari kelulusan.Hari dimana ditunggu-tunggu oleh setiap orang sejak beberapa tahun yang lalu.namun tidak untuk Hana.Ia malah telah pergi gerlebih dahulu.
Hari ini hujan.Seperti hari saat Hana meninggalkan mereka di tempat ini tanpa alasan satupun.Tak ada satupun yang tahu dimana anak spesial itu.
∞∞
Jakarta,April,2019
“Jadi inspirasi saya menulis buku ini adalah untuk memotivasi anak  muslim Indonesia dalam terus berkarya,walau dalam keadaan apapun,sekalipun dalam keterbatasan yang biasanya kita anggap tidak bisa menjadi bisa.
Modalnya hanya percaya diri.Seperti halnya sya yang berjalan hanya damengandalkan setongkat kauyu ini.Saya lumpuh,namunsaya tetap semangat dalam menjalani hidup ini.Juga buku ini mengisahkan tentang perjalanan hidup saya selama ssaya masih dalam ringkup yang sangat terjaga,kampung nan damai,pesantren tercinta saya.
Kesabaran,keikhlasan,dan persahabatan semuanya lengkap jadi satu.Persahabatan yang kandas ditengah jalan tanpa tahu ia pergi kemana.Walau begitu, semoga doa saya tak terputus untuknya,amiin.”
Berhenti sejenak.Membiarkan moderator memberikan sedikit waktu untuk para hadirin yang ingin bertanya.Hadirin sangat antusias sekali menghadiri acara launching book perdananya.Buku tentang autobiografinya.Seribu rumah baca telah berhasil ia hadirkan 4 tahun yang lalu.Dihadiri orang nomor satu di Indonesia.
“Seberapa pentingkah pendapat Anda tentang sahabat,Layla?”,seseorang mengacungkan tangan dan bertanya.Wanita berhijab itu sangat cantik dan tak asing lagi wajahnya.namun,tak diingat oleh Layla
“Menurut saya sahabat itu sangatlah penting.Bagaikan pohon yang tanpa buah.Aneh dan terlihat kurang menarik.Sahabat bagaikan mata dan tangan.ketika tanan terluka maka mata akan menangis,disaat mata menagis tangan akan menghapuskan air mata.”
“Apakah sahabat Anda masih setia dengan Anda,Layla?”,masih dengan orng yang sama.Tapi,hey siapa pula yang memanggil dengan nama Layla selain orang di pesantrennya dahulu.Pasti ia mengenalnya.Layla coba mengingat-ingat.Siapakah dia?
“Still you remamber me?Ana Shohibatuki fil ma’had[9]”,wanita itu berkata dalam hati memberikan isyarat,dengan mata berbinar-binar Hana berharap Layla mengingatnya
“Jawabannya ia masih  setia dengan saya.Buktinya ia tak lupa dan tahu bahkan datang di acara launching book perdana saya ini.Ia tak pernah lupa mengirimksn doanya untuk say danteman teman yang lain yang tak  bukan lagi adalah teman berjuang di pesantren kami dahulu”.
Diakhiri dengan senyum,moderator menutup sesi tanya jawab dengan mendadak atas permintaan Layla.”kenapa Dita?”,tanya moderator
“Tak apa kak”
Selesai acara itu,Layla langsung mencari sosok wanita berhijab penanya atas launching book perdananya.
“Masa al khoir,Ya shohibaty asy-syaqiiqoh?”,Sapa Layal dengan hangat kepada wanita berhijab itu.
“Masa an nur,ibu penulis hebat”,sapa wanita itu
Mereka saling berpelukan.Seperti sahabat lama yang tak pernah jumpa.Namun kenyataannya hal itu memanglah benar.Sahabat lama yang jarang tak pernah bertemu.Ada yang beda dengan Hana kali ini.matamya terlihat begitu indah.Matanya telah dapat melihat secara normal.Berkedip memandang apa saja yang ada dihadapnnya.
“Masya Allah,you’re so beautiful,Han”,puji Layla pada Hana.
“And so on with you.Kamu sangat pandai berbicara pada orang banyak itu.Padahal dulu kamu anti banget bicara di tempat umum”,puji Hana pada Layla.
“Inikan berkat kamu.Waktu kamu tiba-tiba menghilang,akulah yang menggantikan mu untuk lomba.Yang pastinya dipaksa terlebih dahulu”
“Ah,tidak usah merendah deh.Ini adalah bakat terpendam yang kamu punya”,jawab Hana
“By the way.kita  pindah yuk ngobrol di cafe  milik keluargaku.”
“Yukk”
∞∞
Juli,2011
“Ayah,Hana mau tulis sesuatu utuk teman-teman Hana boleh?”Pinta Hana pada ayahnya.
“Silahkan,Nak”.Ayah Hana mengizinkan.
Maka bergegaslah Hana mengambil secarik kertas serta pena.
Untuk teman-teman pejuang yang akan Hana rindukan selalu...
Entah berapa ribuan jam kita habisi bersama.Tawa,canda,serta duka berjalan seiringan.
Namun hari ini adalah hal yang sangat buruk bagiku.Ayah menjemputku dengan tiba-tiba dan langsung membawaku ke Singapura.Kata ayah,aku akan dikenalkan banyak orang disana dan mengasyikkan.Ternyata aku dioperasi.Aku sangat kaget.Apa yang aku bayangkan akan terwujud.Wajah kalian,ayah,bunda,taman belakang dan lainnya akan segera kulihat.
Doakan aku kembali
                                                                                                            Harm regard
                                                                                                                        Hana
Hana menyelipkan surat tersebut dibuku diary Layla.namun memang bukan takdirnya surat itu untuk dibaca.Surat tesebut jatuh kelantai dan tersapu saat kamar sedang dibersihkan.Maka sejak hari itu tak ada yang tahu kemana perginya Hana.
Jakarta,mei,2019
“Aku tak kembali saat operasi itu.Ayah mengorbankan matanya.Aku merasa bersalah.Tak lama dari operasi itu ayahku meniggal.”Hana membuka pembicaraan dengan mengenang kepergiannya yang mendadak.
“Oh.ya sudahlah Han,masa lalu.Semoga ayahmu diberiakn tempat terbaik oleh Allah.”Layla berkomentar,Sedih.
“Amiin”
Hari tak disangka.Mereka dipertemukan kembali.Si anak spesial.Layla menjadi penulis hebat yang gemar membaca dan bukunya pernah dibaca dan didukung oleh orang nomor satu di Indonesia.Sedangkan Hana menjadi pembicara sekaligus wartawan di kantornya.Pernah mewawancarai orang nomor satu,bukan berpidato.Siwajah seram itu kini berwajah bersahabat.Penikmat buku-buku Layla.Teringat akan kelakuan mereka dahulu seketika dipesantren selalu membawanya bernostalgia tentang kampung nan damai.
Ribuan pelangi menjadi saksi pertemuan mereka.Pelangi itu bukan sekedar pelangi.Pelangi yang menghiasi seluruh alam dengan keikhlasannya,kesabarannya,kekeluargaannya,persahabatannya.Dan,karena prestasi masing-masing serta pelajaran yang mereka bawa dari pesantren mereka,mereka siap melalang buana keseluruh penjuru dunia.Seperti apa yang dikatakan Pak Kyai,’merantaulah kamu,maka kamu akan memperoleh kesuksesan ditanah rantau mereka.
Mereka siap mengharumkan nama Indonesia,berkat ilmu dan pengajaran yang ia peroleh dari ‘kampung nan damai’.Pelangi seribu warna spesial bagi mereka yang selalu berharap akan kebaikan dan anugerah dari Sang Pencipta.


[1] Hujroh;kamar(bhs arab)
[2] Ana;saya(arab)
[3]Anti;kamu(arab)
[4] Sur’ah;cepat
[5] Dari mana saja kamu
[6] Mari pergi ke dapur
[7] Selamat tinggal
[8] kenapa
[9] Aku temanmu di pesantren

Tidak ada komentar:

Posting Komentar