Obesitas dan Indeks Masa Tubuh.
Menurut Center for
Disease Control (CDC) tahun 2012, prevalensi obesitas telah mencapai lebih dari
72 juta jiwa dan mencakup 17% populasi anak-anak.1 Prevalensi obesitas pada
remaja di Indonesia saat ini 1,4% dan terus meningkat terutama di daerah
perkotaan.Untuk masalah obesitas ini,dapat diketahui dengan cara menghitung
gizi yang ada disdalam tubuh.Salah caranya adalah dengan pengukuran
antropometri. Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling
mudah dan murah.Pengukuran antropometri dewasa ini menggunakan penghitungan
Indeks Masa Tubuh (IMT).
Indeks Masa Tubuh
(IMT) adalah perbandingan (rasio) berat
badan/tinggi badan2(dalam meter) yang sering digunakan untuk menilai
status gizi orang dewasa.Penggunaan IMT hanya dapat digunakan oleh orang dewasa
18 tahun keatas.Sehingga pengukuran IMT ini tidak berlaku bagi
bayi,anak-anak,remaja ,maupun ibu hamil.
Pengukuran Indeks
Masa Tubuh sangat erat terkaitannya dengan ukuran obesitas pada anak.Timbunan
lemak yang ada dalam tubuh menyebabkan meningkatnya nilai Indeks Masa Tubuh.
Penelitian (Kapiotis et al, 2006) anak obesitas memiliki tingkat aktivitas
fisik yang rendah. Aktivitas fisik yang tidak adekuat menyebabkan semakin
banyak lemak tubuh yang ditimbun pada jaringan yang rendah, hal ini dapat
mempengaruhi kesehatan fisik anak yang mengalami obesitas (Anam, 2010).Ketika
diukur dengan Indeks Masa Tubuh maka anak obesitas tersebut mengalami
peningkatan nilai IMT dari pada yang tidak obesitas.
Observasi yang
dilakukan tanggal 25 Maret 2013 pada siswa-siswi yang mengalami obesitas di SDN
Kedungdoro V Surabaya pada waktu istirahat di sekolah hanya duduk, dan lebih
banyak melihat teman sebayanya bermain. Penelitian (Adiwinanto et al, 2008)
tentang pengaruh intervensi olahragaterhadap Body Mass Indeks (BMI) selama 6
minggu didapatkan penurunan BMI pada anak obesitas usia 12-14 tahun dari 27,36
kg/m² menjadi 26,84 kg/m².
Berikut merupakan rumus menghitung berat
badan:
Berat badan normal=(tinggi badan-100)-10%
Atau
0,9(tinggi badan-1 00) denagn batasan
Minimum=0,8x (tinggi badan-100)
Maksimum=1,1x
(tinggi badan-100)
Berat badan yang
berada dibawah batas minimum dinyatakan underweight atau
kekurusan.Sedangkan berat badan yang berada diatas maksimum dinyatakan overweight
atau kegemukan.(I Dewa,2014).
Batas ambang IMT
ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO ,yang membedakan batas ambang
wanita dan laki-laki.batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan
perempuan 18,7-23,8.WHO/FAO menyarankan penggunakan satu batas ambang antara
laki-laki atau perempuan untuk kepentingan pemantauan defisiensi energi atau
kegemukan.Laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan wanita untuk
kategori gemuk tingkat berat.
Berikut cara untuk menghitung IMT:
Ani dengan tinggi badan 149 cm dan berat 44
kg.
(1,49)x(1,49)
Dalam hal ini,Ani termasuk kategori normal.
Kesimpulannya
bahwa pengukuran IMT ini adalah salah satu cara untuk mengukur komposisi tubuh
yang sering digunakan saat ini.Kategori IMT yaitu kurang,normal
,lebih(overweight).
Referensi;
Supariasa,I Dewa Nyoman,2014,Penilaian Status
Gizi Edisi 2,Penerbit Buku Kedokteran
EGC:Jakarta
Journal
universitas Airlangga tentang Perubahan Antropometri Anak Sekolah Yang
Mengalami Obesitas Paska Pemberian Terapi Bermain Gobak Sodor(2013)
Jornal universitas Diponogoro tentang
Penentuan Dewasa Denagn Algoritma Naive Bayes Classification (Studi Kasus
Puskesmas Jiken)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar