Kamis, 12 Oktober 2017

Anugerah Cinta



Sebuah anugerah yang diberikan Tuhan kepada ummatnya adalah saling mencintai dan dapat mencintai sepenuh hati. Saling mencintai karena-Nya, bukan karena sebuah hawa nafsu belaka yang menjerumuskan manusia kepada duka nestapa. Adapun mereka yang dapat menahan dan melawan hawa nafsu mereka adalah mereka yang sejatinya dapat menjaga kesucian cinta mereka yang nantinya akan dipersembahkan kepada pemilik hati dan yang akan menjadi teman hidup hingga akhir hayat.
Jikalau ingin memiliki hati seseorang nantinya, maka hal yang pertama kali harus di lakukan adalah mendekati Si Pemilik Hati dari segala hati yang ada di muka bumi ini. Jangan pernah berharap mendapatkan cinta yang hakiki dan sebenar-benarnya kasih jikalau hanya memangku tangan juga dagu tanpa adanya sebuah usaha atau sebuah pergerakan yang dimulai dari dalam diri sendiri. Semuanya butuh pengorbanan.
Ada 2 macam cinta di dunia, cinta positif dan juga cinta negatif. Tidak seperti kedua kutub yang ada dibumi apabila positif dan negatif akan bertemu maka memiliki daya tarik yang begitu kuat, cinta positif dan negatif berjalan secara individual tak seirama. Cinta positif membawa kedamaian, cinta negatif membawa keresahan. Cinta positif dan negatif apabila bertemu tidak akan memiliki efeek apapun, karena keduanya telah sepakat bahwa mereka tak mungkin disatukan, mereka memiliki jalan yang berbeda, mereka tak sejalan.
Cinta positif merupakan cinta yang mengantarkan kita pada kedamaian hidup didunia maupun dialam sesudahnya. Cinta tak perlu diucap lewat lisan ataupun diumbar. Cukup kata hati saja yang tahu menahu mengenai hal ini. Karena sejatinya mereka yang lebih suka mengumbar- umbar cinta mereka adalah mereka yang tak paham akan kesucian cinta, cinta yang hakiki sesuai dengan  hati dan syari’at agama.
Lalu bagaimana dengan pacaran dan LGBT?. Cinta yang tumbuh karena pacaran merupakan hal yang dusta. Karena, itu adalah hawa nafsu yang sukar terbendung. Awalnya biasa namun berakhir dengan luar biasa, mencintai dibatas ambang kesadaran dan agama, lalu dibenci sesama manuisa dan Tuhannya. Untuk LGBT, awalnya bukan merupakan sebuah hawa nafsu, namun sebuah gangguan yang biasa dikenal dengan gangguan psikologi atau gangguan terhadapa mental dan prilaku.
Berawal dari sebuah gangguan mental ataupun prilaku yang menyebabkan akal sehat mereka juga terganggu yang berakhir pada sebuah pengkhianatan pada diri sendiri  dan Tuhan yaitu sebuah pengkhianatan fitrah yang mana setiap manusia didunia memiliki rasa cinta dan mencintai kepada lawan jenisnya karena Allah, bukan kepada lawan jenis.
Pada kenyataannya cinta yang mendasar pada 2 fenomena diatas tak layak untuk disebut sebagai ‘cinta’ namun ‘derita’. Karena menderitakan fikiran, perasaan, raga si pelaku. Bukan hanya yang melakukannya saja namun orang-orang terdekatnya juga akan muncul luka atas perbuatan negatif yang mereka perbuat.
Cinta palsu itu tak akan bertahan lama. Seperti seseorang pernah mengatakan apabila kita mencintai seseorang karena harta maka suatu saat kita akan ditinggalkan karena alasan harta, ketika kita mencintai karena fisik maka suatu saat kelak kita akan ditinggalkan dengan alasan fisik, dan ketika kita mencintai tanpa alasan dan hanya hati yang dapat bicara, maka cinta itu akan kokoh selama-lamanya hingga nanti saatnya tiba ajal menjemput. Karena hati tak pernah dusta, karena Tuhan tahu yang terbaik segalanya untuk hambanya.
Semoga kita selalu mencintai dan dicintai karena Allah, tanpa ada syarat yang mengikuti dibelakangnya, tanpa ada keharusan kita mencinta dan dicinta karena nafsu belaka. Barakallah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar